Yang kubaca, buku ini adalah cetakan pertama. Tebalnya 320 halaman,
termasuk lembar catatan di belakang. Halaman covernya cukup bagus,
judulnya pun dicetak dengan cetak timbul. Berawal dari seorang teman
yang meminjamkan buku ini padaku. "Coba baca deh, isinya bagus .. ."
Sepintas aku lihat-lihat, buku ini khas dengan gaya bicara seorang
pendeta. Meletup-letup, bersemangat, bahkan aku bisa bayangkan sang
penulis sedang memberikan ceramahnya di depanku sambil
mengacung-acungkan tangannya (seperti pak SBY), Cuma bedanya dari SBY
sang penulis melakukannya dengan nada suara bersemangat dan
meledak-ledak. Kira-kira seperti orang orasi.
Ada 7 bab dalam pembahasan ini. Yang terus terang, ini adalah
sebenar-benarnya buku yang pernah kubaca dan mampu "menelanjangi" konsep
keimanan kristen. Bukan dengan membenturkannya dengan Islam, tapi
membenturkannya dengan ayat-ayat kitab sucinya sendiri (bibel). Aneh,
begitu banyak kontradiksi dalam kitab suci Injil ini (atau setidaknya,
kitab suci yang orang-orang "anggap" sebagai injil). Ada yang bilang,
ini bukan injil. Injil yang asli bukan seperti ini. Tapi pada faktanya,
kitab ini tetap dikenal sebagai injil. Meskipun, seperti yang kubilang
tadi banyak pertentangan, keanehan, ketidaklogisan dari kitab ini.
Konsep ketuhanan Kristen
"Benarkah Kristen ini adalah kelanjutan dari agama Yahudi?" Kalau
ditilik dari sejarah peristiwa pen-Tuhan-an Yesus, maka pikiran kita
pasti akan kembali pada peristiwa penyaliban yang dilakukan oleh Romawi
kala itu. Ketika muncul pertanyaan itu, jawabnya harusnya sederhana, ya
.. atau tidak.
Jika Iya, bukankah seharusnya orang Arab dan Bani Israel memeluk
Kristen? Peristiwa tentang penyaliban Yesus ini terjadi di daerah Timur
Tengah. Bahkan dijelaskan di dalam alkitab, peristiwa penyaliban
tersebut sangatlah menggetarkan hati siapa saja yang melihat dan
merasakannya. Dalam alkitab dikatakan bahwa ketika Yesus disalib maka
tanah terbelah, gempa bumi, dan orang-orang mati bangkit (Lukas 23 :
44-49).
Logikanya sederhana, sekeras hati siapapun ketika sudah melihat dan
merasakan peristiwa ini pasti akan beriman. Peristiwa ini terjadi di
Yerusalem di negeri Yahudi. Jadi, seharusnya imannya orang Yahudi dan
orang Kristen dewasa ini pasti akan sama. Namun pada faktanya, Kristen
menuhankan Yesus dan Yahudi meng-Allahkan Yahwe, bukan Yesus.
Jika memang benar kata alkitab, bahwa dunia dan seisinya diciptakan oleh
Tuhan hanya dengar firman-Nya, apakah kemudian Tuhan kehilangan
kekuatannya sehingga untuk menyelamatkan manusia saja Dia harus turun ke
bumi, disalib, dan mati terlebih dahulu untuk menyelamatkan manusia?
Inti dari ajaran Kristen adalah "penyelamatan" yang dilakukan oleh Tuhan
Yesus kepada umat manusia. Sehingga premis "Yesus mati dahulu, barulah
tiba penyelamatan kepada semua manusia" adalah harga mati bagi keimanan
Kristen (Korintus 5:15, Roma 10:9, dsb; lihat Hal 34). Jika peristiwa
penyaliban Yesus sebagai akar keimanan Kristen terbantahkan, maka
gugurlah batang dan daun keimanan Kristen dan agama Kristen dewasa ini.
Inti dari keimanan Kristen adalah "percaya saja!" maka akan selamat.
Yesus adalah juru selamat bagi dunia (Yohanes 3:16, Yohanes 14:6, Markus
16:16, dsb). Yang terjadi adalah dogmatika atas nama Agama. Logika
tertutup dan akal-budi manusia ditekan. Karena, begitu mudahnya
menemukan kontradiksi antara satu ayat dengan ayat injil lainnya jika
dogma telah terdobrak dan logika terbuka.
Jika ditilik lebih dalam, ayat-ayat tentang pen-Tuhan-an Yesus dan
seputar penyaliban Yesus ini berasal dari Paulus (yang dianggap sebagai
Rasul Kristen). Bahkan 99% ayat tentang pen-Tuhan-an Yesus berasal dari
Paulus. Siapakah Paulus?
Siapakah Paulus?
Boleh dibilang Paulus adalah tokoh paling terkenal dalam dunia Kristen.
Bahkan konon Michael Hart, pengarang buku 100 orang paling berpengaruh
di dunia, cukup ragu-ragu untuk meletakkan Paulus di bawah Yesus,
mengingat begitu berpengaruhnya ajaran Paulus dibanding Yesus. Aneh
bukan?
Semua orang penganut Kristen pasti mengenal Paulus. Karena dalam ajaran
Kristen, Paulus adalah rasul yang cerdas, pintar, sabar, dan tegas. Yang
entah bagaimana, tiba-tiba dia berubah menjadi seorang yang baik hati
setelah sebelumnya dia dikenal sebagai pembunuh dan penjahat. Injil
mengatakan bahwa Paulus awalnya adalah penganut Taurat yang fanatik.
"Tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam menaati
hukum Taurat aku tidak bercacat" (FILIPI 3 : 6). Namun di samping itu,
sejak muda Paulus sangat mengagumi budaya Yunani (helenisme) terutama
pelajaran filsafatnya. Sehingga dalam dirinya muncul dua pengaruh yang
sangat kuat ini, penganut taurat dan pengaruh filsafat helenisme.
Paulus sediri bukan orang Yerusalem dan bukan orang Nazareth, sehingga
hal ini membuktikan bahwa sejak muda Paulus tidak pernah berhubungan
secara langsung dengan Isa A.S. Dia bukanlah murid nabi 'Isa dan bukan
pula pengikutnya baik di Yerusalem dan di Nazareth.
Dengan demikian, wajar jika terjadi perbedaan yang sangat kontradiktif
antara ajaran Paulus dan 'Isa AS. Salah satunya tentang dosa warisan.
'Isa tidak pernah membicarakan sama sekali tentang dosa warisan,
sebaliknya ini adalah ajaran Paulus. "Sebab itu, sama seperti dosa telah
masuk ke dalam dunia oleh satu orang dan oleh dosa itu juga maut.
Demikianlan maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semu
orang telah berdosa" (ROMA 5 : 12). Contoh lain adalah tentang konsep
pengampunan. 'Isa mengajarkan pengampunan dari Tuhan bagi orang yang
bertobat melalui ucapan, sikap, dan perbuatan. Sedangkan Paulus
mengajarkan pengampunan Tuhan atas dosa-dosa manusia semata-mata karena
pengorbanan atau penyaliban Yesus Kristus di kayu salib. Dsb.
Jika demikian, jika Paulus tidak pernah menjadi murid Yesus, jika
predikat "Rasul" adalah sesuatu yang tak pantas bagi Paulus, apakah
tidak ada satu orang pun yang mempertanyakan? Ternyata tidak. Injil pun
memuat peristiwa ini ketika orang-orang Korintus menanyakan perihal ini
kepadanya sehingga membuat Paulus semakin terdesak. Dalam Korintus 9 : 1
- 3 dikatakan :
1. "Bukankah aku Rasul? Bukankah aku orang bebas? Bukankah aku telah
melihat Yesus, Tuhan kita? Bukankah kamu adalah buah pekerjaanku di
dalam Tuhan?"
2. "Sekalipun bagi orang lain aku bukanlah Rasul, tetapi bagi kamu aku
adalah Rasul, sebab hidupmu dalam Tuhan adalah materai dari kerasulanku"
3. "Inilah pembelaanku terhadap mereka yang mengkritik aku".
"Bukankah aku Rasul? .... " dari ayat ini saja kita sudah tahu bahwa
Paulus bukanlah seorang Rasul. Jika dia benar-benar Rasul, maka kalimat
ini seharusnya tidak boleh terucap dari mulutnya, sebab secara
psikologis dan filosofis makna kalimat ini menunjukkan kesombongan
sekaligus perasaan khawatir bahwa rahasianya sebagai Rasul palsu akan
terbongkar.
Dari 27 kitab perjanjian baru Kristen, 14 kitab di antaranya adalah
surat Paulus. Rasul palsu itu. Sementara itu, seluruh kitab dalam
perjanjian baru, adalah karangan. Ada karangan Markus, Matius, Lukas,
Yohanes, dll.
Jadi, setelah semua penjelasan di atas, menurut kita bagaimana kebenaran
kitab Injil sekarang? Tentu tidak logis, dan maksa banget kalau ada yang
mengatakan Injil berasal dari Tuhan.
Konsep Trinitas, dari siapa?
Sesungguhnya konsep Trinitas bukanlah konsep yang diajarkan oleh Yesus /
'Isa AS. Konsep 'Isa adalah tauhid (pengesaan). Adapun konsep trinitas
ada dan diperkenalkan oleh Paulus. Perdebatan antara pendukung tauhid /
unitarianisme dengan pendukung trinitas tidak kunjung henti. Bahkan
diwarnai dengan pertumpahan darah pada abad I sampai abad ke IV.
Sehingga sejarah mencatat, pada tahun 325 Masehi, Kaisar Romawi
Konstantin mengundang para pendeta dari berbagai penjuru untuk berkumpul
di Nicea (Italia) dalam sebuah kongres. Kongres ini bertujuan untuk
menentukan ajaran mana yang akan dipegang dan dipertahankan. Apakah
tauhid atau trinitas.
Setelah lama bersidang, di antara 2.048 pendeta yang hadir, 318 pendeta
sepakat menerima ajaran Paulus (trinitas) dan 1.730 lainnya tetap
berpegang pada ajaran Tauhid 'Isa. Dengan demikian, seharusnya
tauhid-lah ajaran yang diakui dan dipegang. Namun karena Konstantin
sendiri adalah penganut paganisme, maka tak heran, meskipun harus
bertentangan dengan keputusan kongres, Konstantin men-dekrit-kan ke
seluruh dunia Kristen bahwa trinitas-lah yang harus dipegang. Inilah
tragedi dalam kepercayaan Nasrani yang amat menyedihkan. Sejak keputusan
itu, tokoh-tokoh Kristen yang masih mempertahankan ajaran unitarian
ditangkap, disiksa, dibunuh karena dianggap golongan sesat. Ketika
Rasulullah datang dan menyatakan diri sebagai utusan Allah, yang
meneruskan misi Nabi Musa dan 'Isa, mereka memeluk Islam secara massal.
Di antaranya adalah raja Habasyah/Ethiopia dan rakyatnya.
Dalam masa pasca kongres Nicea itu pula, ditetapkan :
1. Hari kelahiran Dewa Matahari dijadikan hari sabat Kristen, yaitu hari Minggu.
2. Tanggal kelahiran anak Dewa Matahari, 25 Desember, dijadikan hari kelahiran Yesus.
3. Lambang Dewa Matahari, silang cahaya (salib), menjadi lambang Kristen.
Padahal aslinya, tidak ada yang tahu pasti kapan Yesus lahir.
Demikianlah, aqidah Kristen ini dibangun. Atas dasar imajinasi dan
doktrin yang terus menerus dihembuskan kepada para pengikutnya. Karena
tanpa itu, akan mudah sekali meragukan kebenaran ajaran Kristen lalu
keluar dari Kristen, mengingat sejarah lahirnya Kristen yang suram,
sesuram masa depannya.
Allah SWT, berfirman :
"Sesungguhnya kamu akan menjumpai orang-orang yang paling memusuhi
orang-orang yang beriman, yaitu Yahudi dan orang-orang musyrik
(trinitianisme, paganisme, dan serupanya). Dan sesungguhnya kamu akan
menjumpai orang yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang
yang beriman yaitu orang yang berkata : "Kami adalah orang-orang
Nasrani". Yang demikian itu, disebabkan di antara mereka itu
(orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga)
mereka tidak menyombongkan diri. Dan apabila mereka mendengarkan apa
yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu melihat mata mereka
mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al-Qur'an) yang telah mereka
ketahui (dari kitab mereka sendiri) seraya berkata : "Ya Tuhan kami,
kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi
saksi (atas kebenaran Al-Qur'an dan kenabian Muhammad)"." (Q.S Al-Maidah
: 82-83)
Demikian resume sederhana terhadap buku yang luar biasa ini. Masih
banyak ilmu yang terkandung dalam buku tersebut jika kita membacanya
sendiri dengan penuh perhatian. Semoga buku ini menjadi amal sholeh bagi
penulisnya, dan penambah timbangan amal baik bagi penulis dan
pembacanya. Semoga dengan ini akan membuka cakrawala berpikir bagi
orang-orang yang mau berpikir tentang kebenaran Islam.
Siapakah Yahya Waloni?
embraced to Islam in October 11 2006.
He got a Master degree in 2000 and than holds a Phillosophy Doctor
degree from Oikumene Theologic Institute of Manado in 2004.
Before being a muslim he was a former GKI (Indonesian Christian Church)
priest /minister at Raja ampat, Sorong kepulauan, West Papua. He was
also the head /rector of Eben Haezer CALVINIS THEOLOGIC COLLEGE of
Sorong (later known as UKIP) from 1997 untill
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar