Rabu, 18 Februari 2009

"The Logical of Simple-Kebenaran Islam Menurut Mantan Pendeta"

Yang kubaca, buku ini adalah cetakan pertama. Tebalnya 320 halaman,

termasuk lembar catatan di belakang. Halaman covernya cukup bagus,

judulnya pun dicetak dengan cetak timbul. Berawal dari seorang teman

yang meminjamkan buku ini padaku. "Coba baca deh, isinya bagus .. ."



Sepintas aku lihat-lihat, buku ini khas dengan gaya bicara seorang

pendeta. Meletup-letup, bersemangat, bahkan aku bisa bayangkan sang

penulis sedang memberikan ceramahnya di depanku sambil

mengacung-acungkan tangannya (seperti pak SBY), Cuma bedanya dari SBY

sang penulis melakukannya dengan nada suara bersemangat dan

meledak-ledak. Kira-kira seperti orang orasi.



Ada 7 bab dalam pembahasan ini. Yang terus terang, ini adalah

sebenar-benarnya buku yang pernah kubaca dan mampu "menelanjangi" konsep

keimanan kristen. Bukan dengan membenturkannya dengan Islam, tapi

membenturkannya dengan ayat-ayat kitab sucinya sendiri (bibel). Aneh,

begitu banyak kontradiksi dalam kitab suci Injil ini (atau setidaknya,

kitab suci yang orang-orang "anggap" sebagai injil). Ada yang bilang,

ini bukan injil. Injil yang asli bukan seperti ini. Tapi pada faktanya,

kitab ini tetap dikenal sebagai injil. Meskipun, seperti yang kubilang

tadi banyak pertentangan, keanehan, ketidaklogisan dari kitab ini.



Konsep ketuhanan Kristen

"Benarkah Kristen ini adalah kelanjutan dari agama Yahudi?" Kalau

ditilik dari sejarah peristiwa pen-Tuhan-an Yesus, maka pikiran kita

pasti akan kembali pada peristiwa penyaliban yang dilakukan oleh Romawi

kala itu. Ketika muncul pertanyaan itu, jawabnya harusnya sederhana, ya

.. atau tidak.



Jika Iya, bukankah seharusnya orang Arab dan Bani Israel memeluk

Kristen? Peristiwa tentang penyaliban Yesus ini terjadi di daerah Timur

Tengah. Bahkan dijelaskan di dalam alkitab, peristiwa penyaliban

tersebut sangatlah menggetarkan hati siapa saja yang melihat dan

merasakannya. Dalam alkitab dikatakan bahwa ketika Yesus disalib maka

tanah terbelah, gempa bumi, dan orang-orang mati bangkit (Lukas 23 :

44-49).



Logikanya sederhana, sekeras hati siapapun ketika sudah melihat dan

merasakan peristiwa ini pasti akan beriman. Peristiwa ini terjadi di

Yerusalem di negeri Yahudi. Jadi, seharusnya imannya orang Yahudi dan

orang Kristen dewasa ini pasti akan sama. Namun pada faktanya, Kristen

menuhankan Yesus dan Yahudi meng-Allahkan Yahwe, bukan Yesus.



Jika memang benar kata alkitab, bahwa dunia dan seisinya diciptakan oleh

Tuhan hanya dengar firman-Nya, apakah kemudian Tuhan kehilangan

kekuatannya sehingga untuk menyelamatkan manusia saja Dia harus turun ke

bumi, disalib, dan mati terlebih dahulu untuk menyelamatkan manusia?



Inti dari ajaran Kristen adalah "penyelamatan" yang dilakukan oleh Tuhan

Yesus kepada umat manusia. Sehingga premis "Yesus mati dahulu, barulah

tiba penyelamatan kepada semua manusia" adalah harga mati bagi keimanan

Kristen (Korintus 5:15, Roma 10:9, dsb; lihat Hal 34). Jika peristiwa

penyaliban Yesus sebagai akar keimanan Kristen terbantahkan, maka

gugurlah batang dan daun keimanan Kristen dan agama Kristen dewasa ini.



Inti dari keimanan Kristen adalah "percaya saja!" maka akan selamat.

Yesus adalah juru selamat bagi dunia (Yohanes 3:16, Yohanes 14:6, Markus

16:16, dsb). Yang terjadi adalah dogmatika atas nama Agama. Logika

tertutup dan akal-budi manusia ditekan. Karena, begitu mudahnya

menemukan kontradiksi antara satu ayat dengan ayat injil lainnya jika

dogma telah terdobrak dan logika terbuka.



Jika ditilik lebih dalam, ayat-ayat tentang pen-Tuhan-an Yesus dan

seputar penyaliban Yesus ini berasal dari Paulus (yang dianggap sebagai

Rasul Kristen). Bahkan 99% ayat tentang pen-Tuhan-an Yesus berasal dari

Paulus. Siapakah Paulus?



Siapakah Paulus?

Boleh dibilang Paulus adalah tokoh paling terkenal dalam dunia Kristen.

Bahkan konon Michael Hart, pengarang buku 100 orang paling berpengaruh

di dunia, cukup ragu-ragu untuk meletakkan Paulus di bawah Yesus,

mengingat begitu berpengaruhnya ajaran Paulus dibanding Yesus. Aneh

bukan?



Semua orang penganut Kristen pasti mengenal Paulus. Karena dalam ajaran

Kristen, Paulus adalah rasul yang cerdas, pintar, sabar, dan tegas. Yang

entah bagaimana, tiba-tiba dia berubah menjadi seorang yang baik hati

setelah sebelumnya dia dikenal sebagai pembunuh dan penjahat. Injil

mengatakan bahwa Paulus awalnya adalah penganut Taurat yang fanatik.

"Tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam menaati

hukum Taurat aku tidak bercacat" (FILIPI 3 : 6). Namun di samping itu,

sejak muda Paulus sangat mengagumi budaya Yunani (helenisme) terutama

pelajaran filsafatnya. Sehingga dalam dirinya muncul dua pengaruh yang

sangat kuat ini, penganut taurat dan pengaruh filsafat helenisme.



Paulus sediri bukan orang Yerusalem dan bukan orang Nazareth, sehingga

hal ini membuktikan bahwa sejak muda Paulus tidak pernah berhubungan

secara langsung dengan Isa A.S. Dia bukanlah murid nabi 'Isa dan bukan

pula pengikutnya baik di Yerusalem dan di Nazareth.



Dengan demikian, wajar jika terjadi perbedaan yang sangat kontradiktif

antara ajaran Paulus dan 'Isa AS. Salah satunya tentang dosa warisan.

'Isa tidak pernah membicarakan sama sekali tentang dosa warisan,

sebaliknya ini adalah ajaran Paulus. "Sebab itu, sama seperti dosa telah

masuk ke dalam dunia oleh satu orang dan oleh dosa itu juga maut.

Demikianlan maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semu

orang telah berdosa" (ROMA 5 : 12). Contoh lain adalah tentang konsep

pengampunan. 'Isa mengajarkan pengampunan dari Tuhan bagi orang yang

bertobat melalui ucapan, sikap, dan perbuatan. Sedangkan Paulus

mengajarkan pengampunan Tuhan atas dosa-dosa manusia semata-mata karena

pengorbanan atau penyaliban Yesus Kristus di kayu salib. Dsb.



Jika demikian, jika Paulus tidak pernah menjadi murid Yesus, jika

predikat "Rasul" adalah sesuatu yang tak pantas bagi Paulus, apakah

tidak ada satu orang pun yang mempertanyakan? Ternyata tidak. Injil pun

memuat peristiwa ini ketika orang-orang Korintus menanyakan perihal ini

kepadanya sehingga membuat Paulus semakin terdesak. Dalam Korintus 9 : 1

- 3 dikatakan :

1. "Bukankah aku Rasul? Bukankah aku orang bebas? Bukankah aku telah

melihat Yesus, Tuhan kita? Bukankah kamu adalah buah pekerjaanku di

dalam Tuhan?"

2. "Sekalipun bagi orang lain aku bukanlah Rasul, tetapi bagi kamu aku

adalah Rasul, sebab hidupmu dalam Tuhan adalah materai dari kerasulanku"

3. "Inilah pembelaanku terhadap mereka yang mengkritik aku".



"Bukankah aku Rasul? .... " dari ayat ini saja kita sudah tahu bahwa

Paulus bukanlah seorang Rasul. Jika dia benar-benar Rasul, maka kalimat

ini seharusnya tidak boleh terucap dari mulutnya, sebab secara

psikologis dan filosofis makna kalimat ini menunjukkan kesombongan

sekaligus perasaan khawatir bahwa rahasianya sebagai Rasul palsu akan

terbongkar.



Dari 27 kitab perjanjian baru Kristen, 14 kitab di antaranya adalah

surat Paulus. Rasul palsu itu. Sementara itu, seluruh kitab dalam

perjanjian baru, adalah karangan. Ada karangan Markus, Matius, Lukas,

Yohanes, dll.



Jadi, setelah semua penjelasan di atas, menurut kita bagaimana kebenaran

kitab Injil sekarang? Tentu tidak logis, dan maksa banget kalau ada yang

mengatakan Injil berasal dari Tuhan.



Konsep Trinitas, dari siapa?

Sesungguhnya konsep Trinitas bukanlah konsep yang diajarkan oleh Yesus /

'Isa AS. Konsep 'Isa adalah tauhid (pengesaan). Adapun konsep trinitas

ada dan diperkenalkan oleh Paulus. Perdebatan antara pendukung tauhid /

unitarianisme dengan pendukung trinitas tidak kunjung henti. Bahkan

diwarnai dengan pertumpahan darah pada abad I sampai abad ke IV.



Sehingga sejarah mencatat, pada tahun 325 Masehi, Kaisar Romawi

Konstantin mengundang para pendeta dari berbagai penjuru untuk berkumpul

di Nicea (Italia) dalam sebuah kongres. Kongres ini bertujuan untuk

menentukan ajaran mana yang akan dipegang dan dipertahankan. Apakah

tauhid atau trinitas.



Setelah lama bersidang, di antara 2.048 pendeta yang hadir, 318 pendeta

sepakat menerima ajaran Paulus (trinitas) dan 1.730 lainnya tetap

berpegang pada ajaran Tauhid 'Isa. Dengan demikian, seharusnya

tauhid-lah ajaran yang diakui dan dipegang. Namun karena Konstantin

sendiri adalah penganut paganisme, maka tak heran, meskipun harus

bertentangan dengan keputusan kongres, Konstantin men-dekrit-kan ke

seluruh dunia Kristen bahwa trinitas-lah yang harus dipegang. Inilah

tragedi dalam kepercayaan Nasrani yang amat menyedihkan. Sejak keputusan

itu, tokoh-tokoh Kristen yang masih mempertahankan ajaran unitarian

ditangkap, disiksa, dibunuh karena dianggap golongan sesat. Ketika

Rasulullah datang dan menyatakan diri sebagai utusan Allah, yang

meneruskan misi Nabi Musa dan 'Isa, mereka memeluk Islam secara massal.

Di antaranya adalah raja Habasyah/Ethiopia dan rakyatnya.



Dalam masa pasca kongres Nicea itu pula, ditetapkan :

1. Hari kelahiran Dewa Matahari dijadikan hari sabat Kristen, yaitu hari Minggu.

2. Tanggal kelahiran anak Dewa Matahari, 25 Desember, dijadikan hari kelahiran Yesus.

3. Lambang Dewa Matahari, silang cahaya (salib), menjadi lambang Kristen.



Padahal aslinya, tidak ada yang tahu pasti kapan Yesus lahir.



Demikianlah, aqidah Kristen ini dibangun. Atas dasar imajinasi dan

doktrin yang terus menerus dihembuskan kepada para pengikutnya. Karena

tanpa itu, akan mudah sekali meragukan kebenaran ajaran Kristen lalu

keluar dari Kristen, mengingat sejarah lahirnya Kristen yang suram,

sesuram masa depannya.



Allah SWT, berfirman :

"Sesungguhnya kamu akan menjumpai orang-orang yang paling memusuhi

orang-orang yang beriman, yaitu Yahudi dan orang-orang musyrik

(trinitianisme, paganisme, dan serupanya). Dan sesungguhnya kamu akan

menjumpai orang yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang

yang beriman yaitu orang yang berkata : "Kami adalah orang-orang

Nasrani". Yang demikian itu, disebabkan di antara mereka itu

(orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga)

mereka tidak menyombongkan diri. Dan apabila mereka mendengarkan apa

yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu melihat mata mereka

mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al-Qur'an) yang telah mereka

ketahui (dari kitab mereka sendiri) seraya berkata : "Ya Tuhan kami,

kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi

saksi (atas kebenaran Al-Qur'an dan kenabian Muhammad)"." (Q.S Al-Maidah

: 82-83)



Demikian resume sederhana terhadap buku yang luar biasa ini. Masih

banyak ilmu yang terkandung dalam buku tersebut jika kita membacanya

sendiri dengan penuh perhatian. Semoga buku ini menjadi amal sholeh bagi

penulisnya, dan penambah timbangan amal baik bagi penulis dan

pembacanya. Semoga dengan ini akan membuka cakrawala berpikir bagi

orang-orang yang mau berpikir tentang kebenaran Islam.



Siapakah Yahya Waloni?

embraced to Islam in October 11 2006.

He got a Master degree in 2000 and than holds a Phillosophy Doctor

degree from Oikumene Theologic Institute of Manado in 2004.

Before being a muslim he was a former GKI (Indonesian Christian Church)

priest /minister at Raja ampat, Sorong kepulauan, West Papua. He was

also the head /rector of Eben Haezer CALVINIS THEOLOGIC COLLEGE of

Sorong (later known as UKIP) from 1997 untill

Tidak ada komentar:

Posting Komentar